Pedahuluan
Dunia merupakan sebuah pencipta
Tuhan yang dimana manusia,dapat berproses dalam kelangsungan hidup manusia. Hidup adalah konsekuensi sebagai
tantangan,masalah,dan perjuangan. Manusia
mampu mengendalikan segala macam persoalan tanpa mengharapkan kepada orang
lain,maka seseorang sudah dewasa untuk melawan masalah yang dihadapinya. Kegagalan semangat hidup dan putus asa semuanya terjadi karena
takut menghadapi masalah baik skala kecil maupun masalah berskala besar. Ribuan manusia mengalami kegagalan hidup oleh karena adanya ketidak percayaan diri terhadap objek
sehingga bertarungan masalah versus manusia dimana dimenangkan oleh
masalah,baik ekonomi,pendidikan,politik maupun hukum. Sedikit orang yang mampu bertahan hidup disela-sela masalah karena
mereka mengenal arti hidup yang sesungguhnya,sebab dunia ada untuk masalah
bukan penuh kedamaian. Setiap masalah
memperbudak manusia karena purustasi yang lebih atau belum dewasa dalam hidup. Sekian kali menghadapi dengan berbagai masalah, tentunya manusia tidak
berdaya karena terjadi pengorbanan baik secara konsep (batinia) maupun material. Di dunia ini,tak ada seorangpun yang tanpa masalah seumur hidup,bayipun sekitika
dilahirkan dari gandungan ibunya
ia juga mempunyai masalah seperti menangis untuk merai keinginanya. Sekalipun bayi tidak berkata-kata
tetapi,memenuhi segala kebutuhan hidupnya melalui menangis. Salah satu kelebihan hidup bagi bayi
adalah menangkan keinginan pasti melalui menangis maka,seorang ibu merasa
segala-sesuatu dimiliki oleh
sank buah hati. Kesibukan penting
apapun ketika mendengar tangisan bayi seorang ibu akan menaanggalkan demi sank buah hati memintah
kebutuhan melalui menangis. Keberbudakan
masalah baik bersumber dari sendiri maupun secara kelompok,ketika tidak jelih
maka semangat hidup akan menurun. Disitulah
membuktikan bahwa masalah lebih berkuasa dalam hidup dari kehidupan seseorang
yang perlu menjaga dan mempertahankan hidupnya sebagai konsekuensi dimana
kelangsungan hidup manusia. Kadangkala
sebagai manusia kami bertanya diri sendiri mengapa harus terjadi? Mengapa saya
dilahirkan begitu saja dalam dunia yang penuh dengan berbagai tantangan
hidup?kapankah berakhir situasi seperti ini?
Untuk menjawab berbagai pertanyaan
diatsa hanya sekilintir orang yang bisa menghadapi karena ia memiliki arti
hidup yang sesungguhnya.Tiket untuk menuju pada sifat dewasa, manusia siapapun
menerima hal ini dengan labang dada.Karena melalui adanya masalah kita dibentuk
sebagai pribadi yang tanggu,inspriatif,pengaruh,berwibawah,tanggung jawab dan
pemimpin.Keberhasilan seseorang itu,ada dibelakang masalah ibaratkan kunci
kamar jatu pada belakang tembok yang harus diambil melalui usaha yang ekstra
atau temboknya harus dibogkar dengan kekuatan alat berat.Tanpa ada usaha,taka
da solusi sebab masalah ada karena ada solusi.Kita sebagai budak masalah
selayaknya berpikir dewasa sebab kalu tidak mudah dibohongi
oleh masalah dan akhirnya penyasalan muncul disaat
kita sudah putus asa.Didunia manapun
penyesalan selalu,dating dari belakang tak seorangpun yang menceritakan didalam
baik buku,artikel dan sumber lainnya.Sebenarnya masalah yang memanusiakan
manusia,tetapi banyak yang takut dengan masalah dan hidupnya selalu jaga karena
takut dapat masalah.Sekian orang yang mengalami kangkuan fisik maupun nonfisik
karena jarang mengahadapi masalah namun suatu hari ia mendapakan masalah
berskala besar seperti pembunuhan,pemerkosaan dan selingkuhan.Oleh karena
adanya beban pikiran yang tinggi sehingga terjadi stress sehingga masuk keluar
rumah sakit jiwa bahkan mengalami hal fatal adalah defresi dan bunuh diri.Hal
ini, terjadi karena sebelumnya tidak pernah menghadapi baik dari masalah kecil
apalagi langsung pada msalah yang berskala besar.
Masalah Adalah Konsekuensi Hidup
Hidup adalah anugrah versi
religious,sebagai manusia mampu bertahan eksisitensi hidupnya adalah orang yang
ingin berhasil.Sekian orang yang bunuh diri,buang diri dan racuni diri karena
adanya berbagai factor yang tidak dapat menjamin istri-anak,mebiayai
karyawan,memimpin Negara, dan hancurnya rumah tangga.Hidup adalah sebuah
kosekuensi yang harus bertahan karena selagi manusia hidup tentunya berbagai
ujian yang datang menghampiri manusia.Sebagai konsekuensi, kita harus menerima
kenyataan dengan lapang dada bukan kita berpikir yang hal-hal negative tetapi
penuh syukur apapun yang terjadi dihadapan kita.Sebab hidup kita ada di tangan
kita bukan orang lain yang berhak otoritas hidup manusia adalah Tuhan yang
menciptakan manusia.Dari ribuan manusia penghuni bumi,bisa dapat dihitung
mereka yang beranggapan bahwah tantangan hidup menerima dengan kesadaran akal
manusia.Namun kebanyakan manusia,menerima dengan kenyataan penuh dengan
kekelisaan,ketegangan dan keraguan dalam menghadapi persoalan hidup.Kondisi
seperti ini,adannya berbagai factor yaitu:
1.
Latar belakang Fisigologis
2.
Latar belakang ekonomi
3.
Latar belakng pendidikan
4.
Latar belakang budaya
5.
Latar belakang religious(agama)
6.
Latar belakang bahasa
Begitupun sebailiknya,seseorang yang
mampu meredam dari masalah adalah ia yang sudah lama terbentuk dengan situasi
seperti ini.Maksudnya,seseorang yang sering menghadapi masalah berskala kecil
maupun berskala besar,apapun yang dating menghambirinya dengan hati yang
tenang,karena ia sudah biasakannya sehingga beranggapan bahwa masalah tersebut
hal yang biasa seperti orang lain rasakan.Ada beberapa factor tersebut diatas
yang melatarbelakangi sehingga masalah memperbudakan manusia.Sebenarnya masalah
dating karena adannya manusia.Masalah itu,ibaratkan sepasang kekasi adanya
laki-laki maka adapula perempuan,tidak mungkin perempuan datang sendiri tanpa
ada laki-laki.Ada masalah pasti ada solusi,kita pahami segala bentuk masalah
apakah datangnya dari luar atau dari dalam keluarga,organisasi lembaga,dan
pemerintah.Masalah menurut Karl Max mengasumsikan bahwa kebanyakan masalah yang
dihadapi oleh manusia,datangnya dari pekerjaan.Karena adannya pekerjaan membuat
manusia terjadi keterasingan dan saling memperbudaka sesame manusia.
Berakhir masalah selagi manusia
masih hidup taka da batasanya atau titik berakhiran masalah sama sekali tidak
tahu karena pada basicnya hidup adalah masalah.Masalah berakhir disaat manusia
mengalami,akhir napas hidupnya atau disaat manusia meninggal,tetapi selama
masih hidup,dengan tanda kutip bahwa tak waktu untuk berakhir masalah.Setelah
seseorang meninggal tanpa ada masalah keluarga,dan ia hanya mengalami maslah
hidup pribadinya,berakhir segalanya disaat ia meningga,tetapi ada masalah yang
sifat( regenerasi proplema) masalah berkelanjutan maka yang akan hadapi adalah
keluarga yang ditinggalkan.Jika masalah itu,berpihak pada laki-laki,maka yang
hadapi adalah pihak laki-laki,tetapi dipihak perempuan maka yang akan hadapi
masalah tersebut adalah pihak perempuan.Tetapi di konteks Indonesia sangat
jarang masalahnya perempuan dihadapi oleh pihak perempuan,namun cenderung ada
dipihak laiki-laki.Masalah ini,adanya berbagai latar belakang yang harus
menerima sebagai konsekuensi mau dan tidak mau,suka-tidak suka harus
menerimanya.
Setelah manusia meninggal
meninggalkan dua hal yang utama adalah:
1.
Nama.Nama merupakan pemberian kedua orang tuanya
yang memiliki makna tersendiri baik dipihak laki-laki maupun perempuan.Nama
ditinggal untuk banyak orang serta tak ada batasan dalam asalkan selama ia
masih hidup,orang lain mengenalnya dan siapa dia yang sesungguhnya.Kemudian ia
berbuat baik kepada sesame manusia maupun berbuatannya tidak sesuai dengan
keinginan atau kadang membuat orang lain kecewa.Suatu saat,setiap orang
mengenalnya,tentu akan sebut nama dan membincangkan apa yang laya bicarakan
disaat itu.
2.
Warisan.Warisan merupakan segala kekayaan
material kepada sank anak atau sanak saudara,untuk dapat melanjutkan misi
seorang Bapak atau Ibu berdasarkan kekayaan yang dimilikinya.Kemudian pada
prinsipnya warisan tentu memiliki batasan,karena tidak semua orang akan miliki warisan
tersebut.Warisan akan dimiliki orang tertentu yang memiliki,ketika seseorang
tersebut,tidak memiliki anak atau saudara,tentu yang berhak memiliki adalah
warisan berdasarkan surat wasiar kepada siapa saja.Artinya orang yang selama ia
masih hudup ada memiliki kepeintingan didalamnya.Ketika ada salah paham
diantara masyarakat dalam hal warisan adalah semua rumpun dalam satu
keluargalah yang berhak untuk saling berbagi melalui negosiasi internal bukan
eksternal.Karena pada dasarnya warisan adalah milik pribadi.
Kepanikan Terhadap Objek Masalah
Ketika terjadi suatu kejadian baik
berskala kecil maupun berskala besar tentu ada kekelisaan,ketakutan,mindir,kekuatiran
dan berbagai hal yang cenderung pada wilayah negative yang muncul terhadap
kita.Namun jika kita sadar dan menerima sebagai konsekuensia,maka dengan
sendirinya berjalan dengan lancar.Kepanikan terhadap objek persoalan,merupakan
timbul dari adannya rasa takut yang melekat pada seseorang untuk menghadapi
suatu persoalan hidup sehingga dimana disaat ada peristiwa atau
masalah,terjadilah kepanikan terhadap masalah.Apalagi ketika sendiri menghadapi
persoalan tentu berbagai hal yang muncul sehingga tidak berdaya dan kadang purustasi.Kebanyakan orang,putus asa
dalam hidupnya karena tidak mengerti arti hidup.Di Indonesia,hanya sedikit
orang yang mampu dan sukses baik,ekonomi,pendidikan maupun politik karena sudah melewati tantangan hidup yang
selama hidupnya ia merasakan.
Memahami Berarti Mendamaikan Masalah
Apabila kita
melihat sejarah sebagai ungkapan roh semesta untuk merealisasikan diri,kita
dapat memahami peristiwa-peristiwa penomena maupun sejarah. Kita tidak akan
lagi memandang phenomena dan sejarah sebagai akibat dari beberapa tindakan
kebetulan dari pelbagai kebetulan pula. Kita akan mengerti,melalui
peristiwa-peristiwa yang tampak kebetulan saja,roh semesta mencapai tujuannya.
Dengan kata lain sebenarnya masuk akal.
Filsuf berusaha untuk menemukan dan memahami jalan akal budidalam
realitas sejarah lokal maupun dunia. Setiap phenomena yang pernah menangkap
itu,dia bisa mengerti segala macam kejadian sejarah dan didalamnya menemukan
langkah-langkah dalam perkembangan kearah kebebasan. Kita tidak boleh membatasi
diri kita pada masing-masing peristiwa secara sendiri-sendiri.Yang benarl,
menurut Hegel adalah keselurahannya, maka selalu kita pahami keseluruhannya
pula.Dengan demikian, kita perdamiakan dengan jalannya sejarah. Apa yang
kelihatan keras,tidak adil,dan tidak dapa dimengerti sebagai ungkapan
dialektika kebebasan.
Hanya orang
yang tidak memahami itu,bisa merasa tersandung dengan kenyataan bahwa bagaimana
pun juga negara membatasi kebebasan individual. Sedangkan apabila kita paham
mengenai kenyataan itu,kita sekaligus diperdamaikan dengannya. Memahami berarti
memaafkan. Siapa yang memahami fungsi masalah dalam dirinya dan masyarakat,suatumasalah
tidak dapat begitu saja membiarkan pelbagai kekuatan dan golongan egois dalam
masyarakat bergerak sendiri-sendiri. Ia akan menerima pembatasan yang dibawah
oleh negara itu memang perlu,dan dengan demikian malahan memajukan kebebasan
yang sebenarnya.Segala sesuatu yang dihadapi oleh manusia,dengan tenang dan
menerima godaan dengan hati yang dingin berarti mendamaikan diri.Ketika ada
salah satu Negara yang ingin berkonflik dengan Negara bersangkutan,maka kita
harus menerima dengan hatin yang siap sekalipun segala alat perlengkapan
Negara,tidak sebanding dengan kita.Negara adikuasa dan Negara-negara yang alat
negaranya hebat seperti Rusia,Amerika dan Jepang.Dalam menghadapi perang dengan
paham akan masalah maka kita menang berarti mendamaikan segala
kekuatiran,ketakutan dan kekelisaan.Itulah sebabnya karl max menyoroti bahwa
memahami berarti mendamaikan baik itu,secara fisik maupun secara
nonfisik(batiniaatau rasa)
solidaritasmahasiswa.blogspot.com